Danau ini terletak di desa Biduk-Biduk, Berau, Kalimantan Timur. Untuk mencapai danau ini, dibutuhkan waktu sekitar 20-24 jam perjalanan dengan jalan dari Samarinda atau 6 jam dengan pesawat dari Bandara Sepinggan, Balikpapan Bandara ke Tanjung Redeb. Jika Anda sudah tahu Exotic Derawan, maka tempat ini dapat dicapai dalam waktu tiga jam dengan kapal atau perahu dari Derawan. Hal ini cukup melelahkan dalam menempuh perjalanan tapi jangan khawatir rasa jenuh akan terbayar dengan keindahan danau ini.
keunikan Danau ini yaitu memiliki 2 aliran air dimana bagian atas Danau Labuan Cermin berisi air tawar seperti danau pada umumnya. Namun beberapa meter di bawahnya terdapat aliran air asin. Anehnya, kedua jenis air ini tidak tercampur. Secara kasat mata dapat dilihat bahwa air laut dan air tawar dipisahkan oleh lapisan serupa awan.
sampai saat ini belum satupun kalangan Akademisi yang tertarik melakukan penelitian di daerah ini sehingga terbentuknya fenomena ini masih menjadi misteri. Masih berupa dugaan bahwa Lapisan keruh berwarna putih itu terjadi akibat hasil pembusukan organisme dasar labuhan yang terperangkap dan tak bisa pergi. Dua jenis air di danau ini juga menghadirkan organisme dari dua dunia. Ikan air tawar hidup di permukaan, sedangkan ikan air laut bisa ditemukan di dasar danau.
Air asinnya bisa dijumpai pada kedalaman sekitar 2 meter dari permukaan danau. Rupanya ketebalan lapisan air tawar dan air asin bisa berubah sesuai dengan pasang-surut air laut.
Danau mungil ini dikelilingi hutan dan ada tebing menjulang tinggi di salah satu sisinya. Tak mengherankan jika danau ini diberi nama Labuan Cermin, airnya jernih sekali sampai orang bisa bercermin di atasnya. Arus di beberapa tempat cukup kuat dan mudah menyeret orang yang tak bisa berenang.
Untuk menuju Danau Labuan Cermin ini pengunjung harus menumpang sampan nelayan dan melewati perjalanan selama 15 menit, menembus semak bakau dan hutan. Hutan itu masih dihuni aneka binatang liar seperti monyet, bekantan, berang-berang dan beruang madu.
Karena jaraknya cukup jauh dari kota,
jarang atau hampir tidak ada turis yang berkunjung ke sini. Tempat ini
hanya dikenal oleh orang-orang lokal dari sekitar daerah itu. Fasilitas
dan prasarana pun masih seadanya.
Tempat bermalamnya adalah sebuah Pusat
Informasi Nelayan (PIN) binaan The Nature Conservancy, lembaga pegiat
pelestarian lingkungan. PIN berbentuk rumah panggung di tepi muara
sebuah sungai, hanya beberapa ratus meter dari laut. Rumah itu punya
semacam dermaga kecil tempat menambatkan perahu.
Sungai di depan PIN berair payau. Kadar keasinannya tergantung pada pasang-surut air laut. Ketika laut surut, sungai berubah menjadi sangat jernih sehingga dasarnya dapat dilihat dengan jelas. Dari beranda kita bisa melihat ikan berseliweran. Ada ikan yang banyak durinya, ada ikan yang menyengat dan ikan yang bertubuh pipih panjang.
Tak hanya dikunjungi oleh para nelayan, PIN juga menjadi tempat berkumpul anak-anak nelayan yang hendak menonton film tentang kehidupan laut atau membaca koleksi perpustakaan.
Sumber: http://negeritimur.com/2013/02/danau-labuan-cermin-panorama-cermin-air-dua-warna/
Categories:
Indonesia